Dua Hujan Meteor di Malam Bulan Ramadhan

KOMPAS.com - Dua hujan meteor akan memuncak di malam Ramadhan tepatnya pada Sabtu, 13 Agustus 2011, yakni hujan meteor Perseids dan Delta Aquarids. Kedua hujan meteor tersebut akan dilengkapi dengan bulan purnama, yang sayangnya justru mengganggu pandangan ke hujan meteor.
Puncak hujan meteor Delta Aguarids akan terjadi saat puncak hujan meteor Perseids dimulai. Keduanya akan menghasilkan 15 hingga 30 bintang jatuh per jam. "Meskipun ada bulan terang yang menjadi tamu, orang tetap bisa melihat hujan Delta Aquarids," kata Raminder Singh Samra, astronom dari H.R. MacMillan Space Centre di Vancouver, Kanada.
Perseids akan dimulai dengan sekitar lima meteor per jam. Mereka dapat dilihat dua minggu sebelum pertengahan agustus. Saat puncak hujan meteor rata-rata ada 60 hingga 120 meteor. Pengamatan dapat dilakukan mulai pukul 2 dini hari sampai subuh. Rasi Perseus berada di arah timur laut dengan ketinggian 30 derajat. Sementara itu, aktivitas Delta Aquarids akan terjadi akhir Juli dan awal Agustus.
Hampir seluruh orang di dunia dapat melihat hujan meteor ini. Hujan dapat terlihat dengan jelas di daerah yang gelap, jauh dari gemerlap kota. "Karena bintang jauh akan terjadi di seluruh angkasa yang terlihat, berbaringlah dan biarkan mata beradaptasi dengan kegelapan," Samra memberi saran.
Hujan meteor Delta Aquarids dan Perseids terjadi karena atmosfer Bumi menghampiri awan yang terbentuk dari butiran-butiran partikel yang dilepaskan komet. Setiap partikel masuk ke atmosfer dengan kecepatan 150.000 kilometer per jam sehingga terbakar dan menghasilkan cahaya. (
READ MORE -

Ayo, Minimalkan Angka Remaja Putus Sekolah!


BOGOR, KOMPAS.com - Managing Director Putera Sampoerna Foundation, Nenny Soemawinata menyebutkan, merujuk pada data Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) tahun 2009, terdapat sekitar 1,5 juta remaja di Indonesia tidak dapat melanjutkan pendidikan dan menjadi anak putus sekolah. Hal tersebut disebabkan beberapa hal, yang terbesar adalah karena alasan ekonomi. Menurutnya, 54 persen dari 1,5 juta remaja tersebut terpaksa berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya.
"Sedangkan 9,8 persen tidak melanjutkan sekolah karena bekerja atau membantu orang tua mencari nafkah," ungkap Nenny, Kamis (21/7/2011), di Sampoerna Academy Bogor Campus, Caringin, Bogor, Jawa Barat.
Artinya, lanjut Nenny, rata-rata masyarakat Indonesia hanya mengecap pendidikan hingga tingkat awal Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan hanya 10 persen yang melanjutkan pendidikan ke universitas. Melihat kondisi ini, lanjut Nenny, pihaknya akan membantu pemerintah untuk menekan angka remaja di Indonesia yang putus sekolah. Akan tetapi, hal akan terwujud jika ada pihak donor yang ikut bekerjasama dengan program ini.
“Pendidikan merupakan suatu kemewahan bagi sebagian masyarakat Indonesia dan terdapat 1,5 juta remaja usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena alasan keterbatasan ekonomi. Padahal pendidikan merupakan kunci dari pembangunan dan pembentukan calon pemimpin masa depan yang berkualitas yang diharap mampu menghadapi tantangan-tantangan era globalisasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sesuai dengan motto ‘Learn Today, Lead Tomorrow’, Sampoerna Academy tidak hanya mengedepankan pendidikan akademis namun juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, toleransi dan kesadaran sosial yang diperlukan untuk membentuk pemimpin masa depan Indonesia.
"Untuk SMA, Sampoerna Academy hanya menyediakan kuota beasiswa lebih kurang 200 orang di setiap Campus Sampoerna Academy. Mungkin saja ada kenaikan, tetapi itu tergantung perusahaan pendonor juga," imbuhnya.
Bahkan, untuk siswa Sampoerna Academy yang ingin melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, akan diberikan kredit pinjaman yang bisa dicicil pada saat siswa tersebut sudah bekerja.
"Misalnya, siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi akan diberikan pinjaman sehingga bisa menyelesaikan sampai sarjana. Begitu lulus, akan diberikan tenggat waktu 6 bulan untuk mencari pekerjaan dan dibantu oleh Sampoerna Foundation. Ketika sudah bekerja, maka kredit pinjaman itu bisa dibayarkan dengan cara dicicil selama 14 tahun. Jadi tidak terlalu membebani," jelasnya.
Nenny mengungkapkan, saat ini tengah dirumuskan program-program berkesinambungan, termasuk membentuk tim khusus untuk menggalang dana dan menggandeng pihak-pihak yang memiliki visi sama untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.
"Peran para pendonor sangat kita perlukan sehingga dapat menggalang dukungan lebih banyak untuk menekan angka putus sekolah di Indonesia. Saat ini, tahun 10 kita berdiri, sudah sekitar 36 ribu beasiswa yang kita berikan untuk siswa usia remaja, 19 ribu guru dan dosen, serta 38 sekolah," ungkap Nenny.
READ MORE -

1.768 Pasang Sepatu untuk ke Sekolah


JAKARTA, KOMPAS.com — Anak-anak yang berada di bawah naungan Yayasan dan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) menerima sebanyak 1.768 pasang sepatu sekolah, Senin (25/7/2011), di Jakarta. Ribuan pasang sepatu ini mereka dapatkan dari sumbangan para karyawan The Ritz Carlton Jakarta, JW Marriot Jakarta, The Ritz Carlton Jakarta Pacific Place, dan Marriott Executive Apartement.
Pemberian sepatu "Shoes to School 2011 Langkah Kecil yang Dapat Menghasilkan Lompatan Besar" ini dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional 2011. Gloria Kristie, salah seorang karyawan Ritz Carlton, menyatakan senang bisa membantu anak-anak yang kurang mampu.
“Kami ikhlas bisa membantu anak-anak ini,” katanya.
Sepatu-sepatu ini memang diperoleh dari sumbangan para karyawan ataupun yang menyumbangkan uang sebesar Rp 70.000. Sebagai apresiasi atas hadiah sepatu yang diterima, anak-anak yang berasal dari PSAA Tanjung Barat pun membawakan sejumlah lagu untuk menghibur para undangan yang hadir dalam penyerahan sepatu ini.
READ MORE -